Minggu, 30 Mei 2010

Optimasi Eluen dan Pemisahan Zat Hijau Daun secara Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kertas

Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan analat dari suatu contoh berdasarkan interaksi analat pada fasa diam dan fasa gerak. Analisis kromatografi baik kertas maupun lapis tipis dapat memisahkan berbagi macam golongan senyawa dengan baik seperti senyawa organik (alkaloid, terprnoid, minyak atsiri, krotenoid, steroid, flavonoid, asam amino, dll) maupun anorganik, asam-asam organic (asam sitrat, pestisida, fungisida, hormon-hormon tumbuhan, obat-obatan, dll). Kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis mempunyai prinsip pemisahan yang hampir sama yaitu dengan cara mengelusi zat yang akan dipisahkan ke suatu media (fasa diam).
Untuk kromatografi lapis tipis, fasa diam yang digunakan berupa adsorben yang dibentuk menjadi lempeng tipis. Adapun jenis-jenis adsorben yang sering digunakan pada kromatografi lapis tipis adalah kieslguhr atau silika gel. Proses pemisahan suatu zat yang terjadi pada kromatografi lapis tipis melibatkan tiga komponen yaitu fasa gerak (pelarut), fasa diam (adsorben), dan zat yang akan dipisahkan. Sifat kimia dan fisika ketiga komponen tersebut akan mempengaruhi proses pemisahan mana yang akan terjadi. Faktor lainnya seperti suhu dan kelembaban dalam bejana akan mempengaruhi efisiensi pemisahannya saja.
Untuk kromatografi kertas, fasa diam yang digunakan adalah selulosa atau kertas. Kromatografi ini termasuk dalam kromatografi padat-cair dimana fasa gerak berupa cairan (pelarut) dan fasa diam berupa padatan. Namun sebagian ilmuwan menyebut kromatografi kertas sebagai kromatografi cair-cair karena yang bertindak sebagai fasa diam bukanlah selulosa atau kertas melainkan uap air yang ada di dalam kertas tersebut.


Dasar
Zat hijau daun diekstrak dengan menggunakan aseton dan propanol. Hasil ekstrak kemudian di spot-kan ke atas kertas (kromatografi kertas) dan silica gel (kromatografi lapis tipis). Analat kemudian dielusi dengan 4 macam eluen. Selanjutnya Retention Factor hasil elusi dengan masing-masing eluen dicatat dan di bandingkan.

Alat dan Bahan
Alat:
1. Lumpang.
2. Gelas ukur.
3. Bejana elusi.
4. Tabung reaksi.
5. Pipa kapiler.

Bahan:
1. Aseton.
2. Petroleum benzen.
3. Dietil eter.
4. Propanol.
5. Heksan.
6. Etanol.
7. Iodida.
8. Kertas kromatografi.
9. Silika.
10. Daun.




Cara Kerja
A. Pembuatan eluen.
1. Eluen pertama dibuat antara campuran aseton dan petroleum benzen dengan perbandingan 1:9.
2. Eluen pertama dibuat antara campuran aseton dan dietil eter dengan perbandingan 1:9.
3. Eluen pertama dibuat antara campuran propanol, heksan, aseton, dan air dengan perbandingan 5:1:1:3.
4. Eluen pertama dibuat antara campuran propanol, etanol, dan air dengan perbandingan 4:1:2,2.

B. Preparasi contoh.
1. Diambil daun dan dihaluskan.
2. Ditambahkan aseton lalu dikocok.
3. Ekstrak daun dengan aseton tersebut ditambah propanol.
4. Didiamkan beberapa saat hingga terbentuk supernatan.
5. Diambil supernatan sebanyak 5 ml.
6. Supernatan disentrifuse selama 2-5 menit.

C. Perlakuan contoh pada kromatografi lapis tipis.
1. Masing-masing eluen dimasukan kedalam masing-masing chember yang telah tersedia.
2. Dilakukan penjenuhan.
3. Hasil dari pengekstrakan diambil menggunakan pipakapiler, lalu dispotkan pada lempeng kromatografi lapis tipis.
4. Masing-masig spoting dimasukan kedalam chamber yang telah dijeuhkan dengan eluen.
5. Biarkan eluen merambat pada fasa diam.
6. Bila eluen sudah tidak merambat pada fasa diam, lempeng diangkat dan didiamkan pada uap I2 hingga terbentuk bercak warna pada lempeng.
D. Perlakuan contoh pada kromatografi kertas.
1. Masing-masing eluen dimasukan kedalam masing-masing chember yang telah tersedia.
2. Dilakukan penjenuhan.
3. Hasil dari pengekstrakan diambil menggunakan pipakapiler, lalu dispotkan pada kromatografi kertas.
4. Masing-masig spoting dimasukan kedalam chamber yang telah dijeuhkan dengan eluen.
5. Biarkan eluen mermbat pada fasa diam.
6. Bila eluen sudah tidak merambat pada fasa diam, kertas kromatografi diangkat dan didiamkan pada uap I2 hingga terbentuk bercak warna pada kertas kromatografi.

Hasil.
A. Hasil pada kromatografi lapis tipis
1. Eluen 1.
Jarak eluen: 4,7 cm.
Jarak komponen 1: 0,2 cm.
Jarak komponen 2: 0,3 cm.
Jarak komponen 3: 0,6 cm.
2. Eluen 2.
Jarak eluen: 5,2 cm
Jarak komponen 1: 0,4 cm.
Jarak komponen 2: 0,9 cm.
Jarak komponen 3: 2,9 cm.
Jarak komponen 4: 3,2 cm.
Jarak komponen 5: 3,5 cm.
Jarak komponen 6: 3,7 cm.
Jarak komponen 7: 4,3 cm.
Jarak komponen 8: 4,5 cm.
3. Eluen 3.
Jarak eluen: 4,2 cm.
Jarak komponen 1: 3,5 cm.
Jarak komponen 2: 3,8 cm.
Jarak komponen 3: 4,0 cm
4. Eluen 4.
Jarak eluen: 4 cm
Jarak komponen 1: 4 cm
Jarak komponen 2: 3,5 cm
Jarak komponen 3: 3,7 cm
B. Hasil pada kromatografi kertas.
5. Eluen 1.
Jarak eluen: 13 cm
Jarak komponen: 0,4cm
6. Eluen 2.
Jarak eluen: 11 cm
Jarak komponen: 10,9 cm
7. Eluen 3.
Jarak eluen: 5,3cm
Jarak komponen: 5,2 cm
8. Eluen 4.
Jarak eluen: 9 cm
Jarak komponen 1: 1,1 cm
Jarak komponen 2: 6,9 cm
Jarak komponen 3: 8,9 cm

1 komentar:

  1. mau tanya ini sumber nya dari mana?mohon bantuannya.terima kasih

    BalasHapus